Bike To Work (B2W) Salurkan Alat-alat Tulis

Tiga minggu sejak terjadinya banjir bandang di nagari Simpang, satu persatu lembaga kemanusiaan mulai meninggalkan nagari yang dilanda bencana tersebut. Namun tidak demikian halnya dengan posko kemanusiaan ACT.
Pada tanggal 15 februari yang lalu posko ACT dikunjungi oleh kelompok pencinta bersepeda Bike to Work (B2W) perwakilan Kabupaten Pasaman.Kelompok yang mempunyai jaringan nasional ini merupakan wadah bagi orang-orang yang mengunakan sepeda untuk berangkat bekerja. Organisasi hobi ini tidak hanya diisi oleh pekerja-pekerja tingkat bawah dan menengah tetapi juga diisi oleh menager ataupun pimpinan perusahaan, sebut saja direktur Garuda Indonesia yang juga bergabung dalam kelompok hobi ini.
Selain kunjungan silaturrahmi, perkumpulan Bike To Work melalui kesempatan ini menyalurkan bantuan yang berasal dari sumbangan anggota di Pasaman, Semarang dan daerah lainnya. Bantuan berupa 40 paket alat-alat tulis sekolah yang akan ditujukan untuk anak-anak korban banjir bandang.
Walaupun sumbangan yang diberikan masih dalam volume yang terbatas tetapi perkumpulan ini yakin kedepan mereka akan menjadi wadah potensial dalam mengembangkan jiwa-jiwa kepedulian sebab potensi yang dimiliki organisasi hobi ini yang tersebar diseluruh penjuru Indonesia dan di isi oleh pengusaha maupun profesional muda dan kalangam menengah lainnya.
Sementara itu posko ACT sendiri masih menjalankan program-program pasca tanggap darurat yang dilaksanakan selama 15 hari. Program recovery yang sedang dilaksanakan oleh ACT saat ini adalah aksi paket gizi balita untuk anak-anak korban banjir bandang nagari Simpati.
Puncak aksi dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 17 Maret 2012. Sebanyak 50 paket Gizi Balita sumbangan dari UPZ  Permata Bank Syariah akan disalurkan. Kegiatan berpusat di Puskesmas Pembantu di Kampung Melayu Nagari Simpang. (Jjg)

Banjir Terjang Kaki Gunung Rinjani

Banjir bandang melanda  Kecamatan Sambelia dan Kecamatan Sembalun,  kaki Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat, Selasa (13/03/2012). Di Kecamatan Sambelia terdata 9 desa terendam banjir. Yakni Desa Sambelia, Desa Labuan Pandan, Desa Dadap, Desa Bagek Manis, Desa Sugian, Desa Dara Kunci, Desa Belanting, Desa Obel-obel, dan Desa Batu Sela.
Kerusakan terparah terjadi di Desa Batusela, 12 rumah hancur dan sekitar 500 warga mengungsi. Berdasarkan laporan Alfian, relawan lokal Aksi Cepat Tanggap, 4 ruas jalan dan jembatan menuju Kecamatan Sambelia dan Kecamatan Sembalun terputus.
Hingga berita ini ditulis, akses menuju Kecamatan Sembalun masih tertutup. Beberapa posko hasil kerja sama Pemerintah Kabupaten Lombok Timur, Tagana, dan beberapa elemen non pemerintah lainnya telah didirikan di lokasi. Bantuan yang paling dibutuhkan korban saat ini adalah makanan instan, selimut, dan pakaian layak pakai. (Nad)
*
Bantuan dapat disalurkan melalui Mandiri 1280004555808, BCA 6760303818, BSM 0040119999, BNI 0140765481 a/n Aksi Cepat Tanggap

Banjir Rob dan Kemolekkan Ciemas

Waktu hampir sampai pada pukul 2 siang saat kamera kuarahkan ke papan nama bertuliskan Kepala Desa Caringin, papan itu berdiri tepat di depan Kantor Desa Caringin, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor. Tak berapa lama lagi kami akan memasuki wilayah Kabupaten Sukabumi, pikirku.

Rabu (14/3/2012) siang tim bantuan kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) berangkat dari Ciputat menuju Sukabumi. Banjir Rob yang ramai dibicarakan media pada 5 hari sebelumnya menjadi alasan keberangkatan tim. Menurut kabar, konon terdapat 4 Desa di Kecamatan Ciemas yang tergenang banjir. Tak hanya itu, beberapa diantaranya bahkan melansir kerugian hingga Miliaran rupiah.

Bantuan pun dipacking rapi dalam mobil. Dua unit penjernih air Pure It, selimut, pakaian layak pakai, sandal, kornet, perlengkapan higienis hingga bahan makanan seperti kornet dan minuman nutrisi. Mobil Ranger tim bergerak mantap penuh dengan bantuan terbungkus terpal pelindung hujan.

Kebun teh yang menyelimuti bebukitan, ribuan pilar batang pohon karet, hamparan perkebunan sawit yang begitu luas hingga papan bertuliskan PT Wilton. Wilayah yang begitu kaya, gumamku. Kami beruntung, sepanjang jalan hari itu hujan tidak begitu gencar menerjang kami, hanya rintik saja pada beberapa titik.

Yang mengejutkan kami justeru jarak tempuh dan kondisi jalan menuju lokasi. Kami berhenti tak jauh dari terminal Tamanjaya untuk Sholat Magrib. “Masih 17 kilometer lagi Kang,” ujar salah seorang warga menjelaskan jarak yang akan kami tempuh.

Sungguh diluar dugaan, waktu tempuh ke lokasi mencapai lebih dari enam jam. Padahal rencana sebelumnya tim akan kembali hari itu juga. Tim sampai di lokasi saat jarum jam telah melewati angka tujuh malam.

Pagi hari di Desa Ciwaru begitu segar. Di jalan Desa, siswa sekolah Dasar hingga menengah atas ramai beriringan menuju sekolah yang jaraknya sekitar 1 kilometer. “Kemarin air sampai menutup jalan ini Kang,” ungkap Maman, seorang warga yang bersedia menampung kami.

Dari pemaparan Maman, terungkap kondisi banjir tidak separah yang diberitakan. Yang terkena dampak banjir paling banyak adalah sawah, namun tidak terjadi pembusukan tanaman padi karena genangan air hanya beberapa hari saja. Sedangkan rumah warga tidak semuanya tergenangi.

Akhirnya tim menyalurkan bantuan kepada warga Desa Ciwaru dan siswa Sekolah Dasar Negeri Babakan Jati. Setelah itu tim menyempatkan diri meninjau Sungai Cikalong dan Ciletu yang menjadi pemicu banjir Rob. Saat kejadian, kedua sungai ini mencapai debit maksimalnya, disaat bersamaan air laut juga pasang. Walhasil, air meluber menggenangi sawah dan rumah warga.

“Banjir sudah biasa bagi warga di sini Kang, warga sih nggak berharap banyak, kebutuhan utama wilayah ini adalah akses jalan,” kata Maman. Wilayah Desa Ciwaru dan sekitarnya memang terbilang terisolir. Tak banyak akses yang dapat ditempuh saat masuk ke dataran yang dikelilingi tebing curam dan pantai Laut Selatan ini. Sekitar 70 sampai 90 persen akses jalan yang ada dipenuhi lubang dan rusak. Namun tetap saja, wilayah ini indah. (Ojan)

Tuhan Bukan Hanya Milik Orang Sholeh


Pukul 3 pada Minggu (18/3/2012) sore, panggung utama Islamic Book Fair 2012 di gedung Istora Senayan masih ramai sesak saat acara beralih ke agenda selanjutnya. Maklum Ustad Jefri al Bukhori baru saja turun dari panggung. Jeda kekosongan beberapa menit sebelum acara selanjutnya dimulai, sempat membuyarkan konsentrasi massa.

“Assalamu ‘Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,” ucapan salam sontak menyedot kembali perhatian pengunjung. Jody Super Bejo, muncul diatas panggung memakai penutup kepala warna putih. Presenter sekaligus personel Band Super Bejo ini akan memandu acara presentasi buku Yang Gak Dosa Dilarang Baca oleh Agus Idwar bersama The Secret band.

Setelah launching dua hari sebelumnya, kini buku yang memiliki judul ‘nakal’ itu akan dipresentasikan lewat lagu. Agus Idwar penulis bersama The Secret Band telah menyiapkan beberapa lagu sebagai media penyampaian pesan-pesan dalam bukunya.

Jody Super Bejo, yang sempat mengakui sisi kelam kehidupannya menyatakan apresiasinya terhadap buku perdana dari serial Manajemen Dosa itu. “Mas, Agus ini teman saya, dia tahu betul perjalanan hidup saya, saya merasa buku ini sangat berguna karena pesannya begitu pas dengan pengalaman saya,” ucap Jody.

Jody pun tergerak untuk berbagi pengalaman hidupnya. “Saya pernah dipandangi dengan tatapan jijik saat melakukan sholat berjamaah di masjid. Mungkin tattoo di kedua lengan saya yang menyebabkan mereka memandang jijik, tapi apakah iya, saya gak bisa sholat berjamaah,” tutur Jody.

“Sholatnya orang yang ikhlas karena Allah jauh lebih baik ketimbang sholatnya orang yang merasa lebih baik dari orang lain,” jelas Ustad Nurul Huda yang juga di undang ke atas panggung untuk mengapresiasi kehadiran buku tersebut. Ustad juga mengingatkan pengunjung agar tidak terjebak dalam ke-sholeh-an publikatif. Tindakan amal yang selalu dipublikasikan dan bisa menimbulkan riya.

Selain membawakan lagu bertema Dosa dan pertaubatan, Agus juga membagikan bukunya bagi pengunjung lewat kuis dan permainan. “Tuhan bukan hanya milik orang sholeh” salah satu pernyataan Agus Idwar disela tembang-tembangnya. Islam Is Our Way menjadi lagu penutup hari itu. (Ojan)

Launching Buku Agus: “Tuhan kita Kok Sensi ya?”

Ruang Anggrek lantai 2 gedung Istora Senayan Jakarta pada Jum’at (16/3/2012) siang bersiap menggelar acara launching buku “Yang Gak Dosa Dilarang Baca”. Salah satu dari sekian puluh agenda acara dalam gelar Islamic Book Fair (IBF) 2012. Selesai sholat jum’at, pengunjung yang telah menjadwalkan waktunya untuk launching buku itu terlihat mulai mengisi ruangan.

Sebagai penulis, Agus Idwar hadir langsung untuk mengenalkan pesan dan misinya dalam buku setebal 160 halaman itu, sesuatu yang tentunya sangat diharapkan untuk mengobati rasa penasaran pengunjung terhadap judul buku yang terbilang ‘nakal’ itu.

Dipandu langsung oleh Syuhelmaidi Syukur, acara berlangsung santai, ditambah lagi kepiawaian sang penulis dalam presentasinya. Agus begitu komunikatif dengan audience, banyak kejutan dari presentasi singkat itu.

Pengunjung terdiam saat Agus dengan tegas berkata “Tuhan bukan hanya milik orang Sholeh”, pun ketika ia bertanya “Bolehkah seorang pelacur Sholat?”. Namun gelak tawa pengunjung seketika pecah saat Agus mengeluarkan celetuk “Tuhan kita kok terkesan sensi ya!, apa-apa marah, murka.”

Buku “Yang Gak Dosa Dilarang Baca” merupakan serial manajemen dosa buah pemikiran Agus Idwar yang melihat realitas kecenderungan manusia untuk berbuat dosa dan kemurahan Tuhan untuk memaafkan. Agus mempercayakan Aksi Cepat Tanggap (ACT), sebuah lembaga philanthropy atau penggalangan dana bantuan kemanusiaan untuk membidani lahirnya buku perdananya.

 “Agus setidaknya membawa perspektif baru dalam memandang dosa, dan hal-hal yang dianggap tabu dalam masyarakat, menunjukkan bahwa pendosa separah apapun masih memiliki kesempatan untuk kembali,” ujar Nurcahyo Adikusumo

Nurcahyo hadir sebagai narasumber yang membahas buku itu dari perspektif Psikolog, pria yang akrab dikenal sebagai motivator dalam beberapa acara di televisi ini menyambut baik kehadiran buku tersebut.

“Bukan hak manusia untuk melabeli seseorang masuk neraka atau surga, olehnya semua punya kesempatan yang sama untuk dekat dengan Tuhannya, sungguh perspektif menyegarkan dari mas Agus bagi kita semua yang pernah jadi pendosa,” lanjut Pakar Intuisi ini

Presentasi berjalan lebih dinamis saat Syuhelmaidi Syukur, pemandu acara, membuka sesi tanya jawab. Mulai dari tidak rasionalnya pengampunan hingga kalkulasi perimbangan dosa dan pahala. Agus dan Nurcahyo berbagi peran untuk memuaskan rasa penasaran pengunjung.

“Mas Agus telah menunjukkan komitmennya untuk memberikan yang terbaik dari dirinya bagi pembaca. Saya ingin menyatakan bahwa harta terbesar adalah apa yang kita bagikan, bukan apa yang kita simpan.” Nurcahyo menutup paparannya. (Ojan)

Sambutan Hangat Dari Cibogo

Saya meminta teman untuk sedikit memacu motor menuju gudang Aksi Cepat Tanggap di Jalan Dewi Sartika, Ciputat. Disana bantuan yang telah ditumpuk rapi dalam mobil, menunggu saya siap untuk berangkat.
Sesaat setelah pintu mobil ditutup dan badan saya bertumpu sepenuhnya pada jok, mobil pun berangkat. Selasa (13/3/2012) ini kami menuju Kecamatan Cisauk, Tangerang. Setelah melewati sungai Cisadane dan rimbunan ilalang di kedua sisi jalan, kami belok ke kiri memasuki Desa Cibogo.
Tujuan pertama kami adalah Sekolah Menengah Pertama (SMP) Dewantara, Desa Cibogo. Setelah bertemu dan berkoordinasi dengan pengurus sekolah, kami lalu menurunkan bantuan: Tiga buah penjernih air Pure It dan 100 minuman botol Buavita. Bantuan ini berasal dari Unilever yang dipercayakan kepada ACT untuk menyalurkannya.
Selesai menjelaskan cara kerja Pure It dan berbagi senyum bersama siswa lewat Buavita, kami berpamitan. Tujuan kedua kami adalah Sekolah Dasar (SD) Negeri Cibogo. Meski dibeberapa kelas masih berlangsung proses belajar mengajar, namun beberapa guru dan puluhan siswa menyambut kami dengan hangat.
Sebanyak 200 botol minuman Buavita berhasil disalurkan hari itu. Sebelum kami pulang seorang siswi dengan bantuan seorang guru spontan menawarkan suguhan pertunjukkan seni beladiri Wushu. Walhasil, untuk beberapa menit, kami terkagum dengan gerakan bela diri dari Mega Hariani (13) yang belum lama ini menerima penghargaan Guiness Book of Record untuk kelenturan tubuhnya. Sambutan yang luar biasa. (Ojan)

Hari ke Tiga IBF, Stan ACT Makin Ramai

Memasuki hari ke tiga Islamic Book Fair (IBF), Minggu (11/3/2012), gedung Istora Senayan, Jakarta semakin disesaki pengunjung. Lebih dari 300 stan buku dan aneka produk seolah tak mampu menampung antusiasme pecinta buku yang terus mengalir.

Bis-bis pengunjung yang datang dari luar daerah berjejer dengan kendaraan pribadi hingga meluber ke halaman parkir di luar area gedung Istora. Di dalam gedung, hampir tak ada stan yang sepi. Rombongan siswa, kelompok remaja, hingga keluarga lengkap dengan bayi dan keretanya, semua berbaur, bergantian menyambangi stan demi stan.

Sesaknya pengunjung juga sempat membuat stan Aksi Cepat Tanggap (ACT) kewalahan. Sejak dibuka pagi hari, banyak pengunjung sudah menghentikan langkahnya di stan ACT. Jumlahnya terus meningkat menjelang siang. Beruntung 4 orang staf spesialis care line ACT turun langsung hari itu. Semua terlayani dengan baik.

Umumnya pengunjung tertarik dengan program bantuan untuk warga Somalia yang kelaparan. Selain berdonasi, pengunjung juga melirik merchandise yang disediakan. Pulpen atau PIN dapat diperoleh gratis jika berdonasi 10.000, Buku dan Mug untuk donasi 50.000, serta t-shirt untuk donasi minimal 100.000.

Hingga menjelang Magrib, stan ACT masih disinggahi pengunjung yang ingin berdonasi. Layanan donasi kartu kredit BNI dan Bank Permata Syariah semakin memudahkan proses donasi lewat kartu kredit.

Di bagian ruangan lain, yakni panggung utama, siang itu juga berlangsung acara bedah buku. Oki Setiana Dewi hadir membedah sekaligus me-launch buku barunya, “Sejuta Pelangi”. Darwis atau lebih dikenal dengan nama pena Tere-Liye juga turut hadir dalam sharing session dan bedah buku-buku Serial Novel Anak yang sudah ia terbitkan.

Ramai dan meriah. Hari itu ajang IBF 2012 mencatat pengunjung tertinggi sejak dibuka 3 hari sebelumnya. Banyak pengunjung mengaku memanfaatkan momen hari libur untuk ke IBF. Masih tersisa 7 hari lagi bagi pecinta buku, 7 kemeriahan lagi, dan tentunya 7 cerita berbeda lagi. (Ojan)

Hari ke Tiga IBF, Stan ACT Makin Ramai

Memasuki hari ke tiga Islamic Book Fair (IBF), Minggu (11/3/2012), gedung Istora Senayan, Jakarta semakin disesaki pengunjung. Lebih dari 300 stan buku dan aneka produk seolah tak mampu menampung antusiasme pecinta buku yang terus mengalir.

Bis-bis pengunjung yang datang dari luar daerah berjejer dengan kendaraan pribadi hingga meluber ke halaman parkir di luar area gedung Istora. Di dalam gedung, hampir tak ada stan yang sepi. Rombongan siswa, kelompok remaja, hingga keluarga lengkap dengan bayi dan keretanya, semua berbaur, bergantian menyambangi stan demi stan.

Sesaknya pengunjung juga sempat membuat stan Aksi Cepat Tanggap (ACT) kewalahan. Sejak dibuka pagi hari, banyak pengunjung sudah menghentikan langkahnya di stan ACT. Jumlahnya terus meningkat menjelang siang. Beruntung 4 orang staf spesialis care line ACT turun langsung hari itu. Semua terlayani dengan baik.

Umumnya pengunjung tertarik dengan program bantuan untuk warga Somalia yang kelaparan. Selain berdonasi, pengunjung juga melirik merchandise yang disediakan. Pulpen atau PIN dapat diperoleh gratis jika berdonasi 10.000, Buku dan Mug untuk donasi 50.000, serta t-shirt untuk donasi minimal 100.000.

Hingga menjelang Magrib, stan ACT masih disinggahi pengunjung yang ingin berdonasi. Layanan donasi kartu kredit BNI dan Bank Permata Syariah semakin memudahkan proses donasi lewat kartu kredit.

Di bagian ruangan lain, yakni panggung utama, siang itu juga berlangsung acara bedah buku. Oki Setiana Dewi hadir membedah sekaligus me-launch buku barunya, “Sejuta Pelangi”. Darwis atau lebih dikenal dengan nama pena Tere-Liye juga turut hadir dalam sharing session dan bedah buku-buku Serial Novel Anak yang sudah ia terbitkan.

Ramai dan meriah. Hari itu ajang IBF 2012 mencatat pengunjung tertinggi sejak dibuka 3 hari sebelumnya. Banyak pengunjung mengaku memanfaatkan momen hari libur untuk ke IBF. Masih tersisa 7 hari lagi bagi pecinta buku, 7 kemeriahan lagi, dan tentunya 7 cerita berbeda lagi. (Ojan)

Islamic Book Fair: Bangun Prestasi dan Karakter Bangsa

Islamic Book Fair (IBF), ajang pameran buku Islam terbesar di Indonesia dibuka Jum’at (9/3/2012) siang. Menteri pendidikan dan kebudayan Prof. Dr. Mohamad Nuh hadir membuka acara. Tema yang diusung pada IBF ke 11 ini adalah “Kuat dan Mandiri dengan pendidikan Qur’ani”. Pameran buku yang bertempat di Gedung Istora Senayan, Jakarta ini akan berlangsung 10 hari, hingga tanggal 18 Maret nanti.

Menurut Khaerudin, ketua panitia IBF 2012, agenda pameran buku tahunan ini tidak dapat dipandang sempit dengan mengeksklusifkan diri hanya untuk buku bernuansa Islam. Tema yang diangkat bermaksud agar semua pihak yang merasa bertanggung jawab dalam membangun karakter bangsa dapat mengambil bagian di dalamnya.

Acara pembukaan ini, sekaligus dirangkaikan dengan penganugrahan IBF Award. Penghargaan ini terbagi atas 2 tema yakni Tokoh Perbukuan Islam dan Buku Islam Terbaik. Penilaian untuk Tokoh Perbukuan Islam dilakukan oleh Pengurus IKAPI DKI Jakarta, sedangkan untuk kelompok Buku Islam Terbaik penilaian dilakukan oleh Dewan Juri yang terdiri dari 1 orang Ketua dan 4 orang anggota.

Pemenang Buku Islam Terbaik yang terbagi dalam 5 kategori hari itu jatuh pada buku “Antara Ibuku dan Ibuku” untuk kategori Fiksi Dewasa terbaik, “Anak Cerdas” untuk kategori Non Fiksi Anak terbaik, “Pesan-Pesan Islam” untuk kategori Non Fiksi Dewasa terbaik, serta “Buku Induk Mukjizat Ilmiah Hadits Nabi” untuk kategori terjemahan terbaik.

Sementara Tokoh Perbukuan Islam diraih oleh Asma Nadia, pengarang sedikitnya 45 buku kurun waktu 2000-2011. Beberapa diantaranya telah diterjemahkan kedalam beberapa bahasa. Terkait prestasinya, tak tanggung-tanggung Asma telah hadir di beberapa negara seperti Swiss, Roma, hingga Jerman.

Untuk menularkan semangat baca tulis, saat ini Amsa Nadia telah membangun puluhan perpustakaan di seluruh penjuru tanah air, hingga ke Papua. “Anak Indonesia harus mampu mengakses buku meski tak punya uang yang cukup untuk membeli,” ucap Asma saat menerima penghargaan.

Selain pameran buku, IBF kali ini juga menyelenggarakan sejumlah kegiatan lain diantaranya bedah buku, jumpa tokoh nasional dan internasional, seminar atau diskusi, termasuk menggelar festival nasyid tingkat nasional. Mari mencintai buku. (Ojan)

Islamic Book Fair: Bangun Prestasi dan Karakter Bangsa

Islamic Book Fair (IBF), ajang pameran buku Islam terbesar di Indonesia dibuka Jum’at (9/3/2012) siang. Menteri pendidikan dan kebudayan Prof. Dr. Mohamad Nuh hadir membuka acara. Tema yang diusung pada IBF ke 11 ini adalah “Kuat dan Mandiri dengan pendidikan Qur’ani”. Pameran buku yang bertempat di Gedung Istora Senayan, Jakarta ini akan berlangsung 10 hari, hingga tanggal 18 Maret nanti.

Menurut Khaerudin, ketua panitia IBF 2012, agenda pameran buku tahunan ini tidak dapat dipandang sempit dengan mengeksklusifkan diri hanya untuk buku bernuansa Islam. Tema yang diangkat bermaksud agar semua pihak yang merasa bertanggung jawab dalam membangun karakter bangsa dapat mengambil bagian di dalamnya.

Acara pembukaan ini, sekaligus dirangkaikan dengan penganugrahan IBF Award. Penghargaan ini terbagi atas 2 tema yakni Tokoh Perbukuan Islam dan Buku Islam Terbaik. Penilaian untuk Tokoh Perbukuan Islam dilakukan oleh Pengurus IKAPI DKI Jakarta, sedangkan untuk kelompok Buku Islam Terbaik penilaian dilakukan oleh Dewan Juri yang terdiri dari 1 orang Ketua dan 4 orang anggota.

Pemenang Buku Islam Terbaik yang terbagi dalam 5 kategori hari itu jatuh pada buku “Antara Ibuku dan Ibuku” untuk kategori Fiksi Dewasa terbaik, “Anak Cerdas” untuk kategori Non Fiksi Anak terbaik, “Pesan-Pesan Islam” untuk kategori Non Fiksi Dewasa terbaik, serta “Buku Induk Mukjizat Ilmiah Hadits Nabi” untuk kategori terjemahan terbaik.

Sementara Tokoh Perbukuan Islam diraih oleh Asma Nadia, pengarang sedikitnya 45 buku kurun waktu 2000-2011. Beberapa diantaranya telah diterjemahkan kedalam beberapa bahasa. Terkait prestasinya, tak tanggung-tanggung Asma telah hadir di beberapa negara seperti Swiss, Roma, hingga Jerman.

Untuk menularkan semangat baca tulis, saat ini Amsa Nadia telah membangun puluhan perpustakaan di seluruh penjuru tanah air, hingga ke Papua. “Anak Indonesia harus mampu mengakses buku meski tak punya uang yang cukup untuk membeli,” ucap Asma saat menerima penghargaan.

Selain pameran buku, IBF kali ini juga menyelenggarakan sejumlah kegiatan lain diantaranya bedah buku, jumpa tokoh nasional dan internasional, seminar atau diskusi, termasuk menggelar festival nasyid tingkat nasional. Mari mencintai buku. (Ojan)